MODUL PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI (PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI)
PENUNTUN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI
MUHAMMAD ARIEF FADILLAH
UNTUK
MAHASISWA JURUSAN D III TEKNOLOGI LAB. MEDIS
DISUSUN
OLEH :
MUHAMMAD
ARIEF FADILLAH, S.ST, M.KES
KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN BANTEN
JURUSAN
TEKNOLOGI LAB. MEDIS
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1.
Mahasiswa
harus siap 10 (sepuluh) menit sebelum praktikum dimulai.
2.
Sebelum
mulai bekerja dipelajari betul apa yang akan dilakukan. Buatlah skema kerja
yang baik sehingga saudara dapat bekerja dengan tepat, cepat dan teliti.
3.
Tas
dan perlengkapan lain yang tidak diperlukan harap diletakkan di tempat yang
telah di sediakan.
4. Mahasiswa
menggunakan jas laboratorium dan wajib
membawa APD lengkap selama praktikum berlangsung.
5.
Mahasiswa
tidak diperkenankan merokok, makan dan minum di dalam laboratorium, serta HP
harap disilent.
6.
Mahasiswa
dilarang meninggalkan ruangan, kecuali seijin instruktur.
7.
Mahasiswa
bertanggungjawab atas segala kerusakan alat akibat kelalaian saat praktikum.
8.
Penggunaan
semua alat dan bahan harus sesuai dengan prosedur. Meja dibersihkan menggunakan
desinfektan atau alkohol sebelum dan setelah praktikum.
9.
Mahasiswa
berambut panjang harus mengikat rambutnya sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kerja dan menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
10. Jauhkan tangan dari mulut,
hidung, telinga selama bekerja di laboratorium.
11. Laporkan segera jika terjadi
kecelakaan seperti kebakaran, biakan tumpah, ada yang menelan bahan kimia, atau
biakan kepada instruktur.
12. Setiap kali selesai praktikum
diwajibkan menyerahkan
jurnal pekerjaan atau laporan sementara kepada instruktur untuk mendapatkan
persetujuan keabsahannya.
13. Sebelum meninggalkan laboratorium, matikan gas atau kompor pemanas, lampu, air dan jangan lupa mencuci tangan dengan desinfektan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Buku Penuntun Praktikum Bakteriologi ini dapat diselesaikan sesuai
waktu yang dijadwalkan. Buku Penuntun Praktikum Bakteriologi ini disusun dengan harapan dapat membantu para
mahasiswa untuk lebih mudah mempelajari mata kuliah Bakteriologi dan
sebagai pedoman dalam melaksanakan praktikum Bakteriologi .
Tujuan utama penulisan
penuntun ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari teknik dan prosedur dalam praktikum Bakteriologi.
Materi praktikum meliputi perhitungan jumlah bakteri. Materi-materi
tersebut disusun dari berbagai buku-buku mikrobiologi dan Parasitologi
Kedokteran, baik
text book, e-book maupun referensi lain.
Penyusun menyadari bahwa penuntun ini masih ada kekurangan dalam penyusunan. Segala macam kritikan yang membangun dan saran dari semua pihak diterima dengan lapang hati. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pemakainya.
Tangerang,
April 2016
Penyusun
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat
dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan
menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan.
Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,
tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya.
Perhitungan
jumlah sel mikroba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
yaitu perhitungan secara langsung (direct
method) dan tidak langsung (indirect
method). Perhitungan
secara langsung
merupakan metode yang cepat dan murah, tetapi mempunyai beberapa kelemahan antara lain: sel-sel yang mati
tidak dapat dibedakan dari sel hidup, sel-sel yang berukuran sangat kecil sulit
dilihat sehingga kadang-kadang tidak terhitung. Sedangkan perhitungan tidak
langsung merupakan
metode yang sensitif, dengan prinsip jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada media agar, maka sel mikroba itu akan berbiak membentuk koloni
yang dapat dilihat dan dihitung dengan mata telanjang, dan disebut dengan
“colony forming unit” = CFU.
A.
PERHITUNGAN
JUMLAH MIKROBA SECARA LANGSUNG
Cara
ini dipakai untuk menentukan jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik
yang mati atau yang hidup. Berbagai cara perhitungan mikroba secara langsung
menggunakan:
1.
Menggunakan
Kamar Hitung (Counting Chamber)
Penghitungan secara langsung dapat
dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam
satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber
atau Hemasitometer.
Ruang hitung pada hemasitometer terdiri dari 9 kotak besar dengan luas
1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan
panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan
demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang
hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume
ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat
diketahui.
Perhitungan sel menggunakan ruang hitung
dilakukan dengan menggunakan suspensi hasil pengenceran diteteskan ke dalam
ruang hitung kemudian ditutup menggunakan gelas penutup preparat. Hindari
terjadinya gelembung udara pada waktu menutup ruang hitung. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan di bawah mikroskop dengan cara menghitung jumlah sel yang
ada di dalam ruang hitung. Ada tiga macam ruang hitung yang dapat digunakan
dengan ukuran ruang yang saling berbeda. Perhitungan akan lebih mewakili dari
jumlah sel yang sebenarnya jika menggunakan semua macam ruang hitung dan sistem
pengencerannya yang benar-benar homogen, sehingga hasil rata-rata menjadi lebih
akurat.
2.
Berdasarkan
kekeruhan (turbidimetri) dengan spektrofotometer
Kuantitas mikroba menunjukkan
banyaknya jumlah sel mikroba. Penghitungan kuantitas/densitas
sel bakteri pada kultur cair yang paling umum adalah dengan metode
turbidimetri (uji kekeruhan). Turbidimetri
merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri dalam suatu larutan
menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan volume
total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba bertambah
jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan
kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density (absorbsi
cahaya) biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700 nm, yang ditentukan
dengan spektrofotometer.
Prinsip kerja penghitungan jumlah
bakteri menggunakan spektrofotometer adalah membaca tingkat kekeruhan dalam
media bakteri. Cahaya dari sumber radiasi jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu,
dan sisanya diteruskan. Sel bakteri dihitung dengan panjang gelombang 600 nm dan nilai absorbansi yang muncul
kemudian dikonversi untuk mendapatkan nilai densitas sel bakteri dalam kultur.
Spektrofotometer dapat menghitung
seluruh sel bakteri baik yang hidup maupun yang mati. Jadi semua suspensi yang
ada dalam larutan kuvet akan terbaca semua. Pertumbuhan sel bakteri dalam suatu
medium cair akan meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah
sinar yang dapat ditransmisikan menembus medium. Maka makin pekat (keruh) suspensi tersebut makin besar
intensitas sinar yang diabsorbsi, sehingga intensitas sinar yang diteruskan makin kecil.
Dengan mengetahui presentase sinar yang
diabsorbsi (sinar yang dteruskan) dan dibandingkan dengan standar mikroba yang telah diketahui jumlahnya tiap ml, maka
dapat diketahui jumlah mikroba tersebut tiap ml nya.
B.
PERHITUNGAN
JUMLAH MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG
Perhitungan secara tidak langsung
dipakai untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja. Perhitungan jumlah mikroba secara tidak
langsung ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara pengenceran dengan metode
cawan. Cara ini paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikroba.
Metode
ini dilakukan dengan cara melarutkan sampel
asli dalam berbagai serial pelarutan. Kemudian masing-masing hasil pelarutan di
biakan pada agar, dengan teknik pour plate ataupun spread plate. Setelah itu,
inkubasi dilakukan dan koloni di amati pada cawan agar dan dihitung sebagai
jumlah total koloni yang membentuk unit (CFU= coloni forming unit).
Prinsip metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar padat, maka sel mikroba tersebut akan berkembangbiak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa mikroskop. Sebaiknya jumlah koloni mikroba yang tumbuh dan dapat dihitung berkisar antara 30-300 koloni. Metode cawan dengan jumlah koloni yang tinggi (>300) sulit untuk dihitung sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Pengenceran sampel membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah yang benar, namun pengenceran yang terlalu tinggi akan mengahasilkan jumlah koloni yang rendah/menghancurkan koloni.
Metode perhitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
menghitung jumlah mikroba. Metode
cawan ada dua cara.
a. Metode tuang (Pour plate)
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pengenceran sampel dan memasukkan hasil pengenceran tersebut. Pada pembuatan pengenceran, diambil 0,1 – 1 ml larutan uji dan dimasukkan dalam cawan petri kemudian dimasukkan ke media cair steril dengan suhu kira-kira 50oC sebanyak 15 ml (sebaiknya selama penuangan tutup cawan jangan dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi). Cawan petri digerakkan di atas meja dengan gerakan melingkar seperti angka 8, gunanya untuk menyebarkan sel mikroba secara merata. Setelah agar memadat, cawan diinkubasikan dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 35oC-37oC selama 24 jam. Koloni yang terbentuk dihitung dengan Quebec Colony Counter. Larutan pengencer yang biasa digunakan adalah NaCl 0,9%; larutan buffer fosfat, atau larutan ringger. Kelebihan dari metode pour-plate adalah volume sampel dapat mencapai 1 ml. Kekurangan dari metode pour-plate adalah organisme yang akan dihitung jumlahnya harus kuat menghadapai suhu dari agar. Selain itu, pengamatan perhitungan juga harus diamati dengan baik-baik, sebab koloninya dapat tumbuh di dalam medium baik aerob dan anaerob.
b. Metode permukaan (Spread plate)
Spread-plate
method, volumenya biasanya 0,1 ml atau kurang dari keseluruhan kultur yang di
encerkan. Cara spread-plate dilakukan dengan meneteskan 0,1 ml suspensi
sampel di atas medium kultur padat kemudian diratakan menggunakan batang gelas
bentuk huruf L. Kelebihan dari
spread-plate method adalah perhitungan mudah dilakukan karena koloni yang
dihitung pasti tumbuh di permukaan (aerob). Kekurangan dari metode spread-plate
adalah volume yang digunakan tidak boleh lebih dari 0,1 ml karena dapat
menyebabkan spreader, sehingga perhitungan sulit dilakukan.
A. MIKROSKOPIK/HEMASITOMETER
Prinsip Kerja
Sel bakteri akan tampak solid
dan memantulkan cahaya.
Alat dan Bahan
Slide
hemasitometer
Cover
glass
Mikroskop
Tabung
reaksi kecil
Pipet
ukur
Rak tabung
Bahan Pemeriksaan
Suspensi bakteri
Cara kerja
1.
Tempelkan
cover glass pada bilik hitung sampai tampak pelangi pada pinggiran sebelah kiri
dan kanan cover glass
2.
Periksa
di bawah mikroskop samapi kelihatan garis yang membentuk kotak
3.
Buat
pengenceran suspensi kuman (p)
4.
Masukkan
dengan hati-hati suspensi yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik hitung
5.
Amati
dengan mikroskop mula-mula dengan pembesaran 100x, selanjutnya gunakan
pmbesaran 400x
6.
Hitung
sebanyak 80 kotak kecil (untuk eritrosit) = a
7.
Penghitungan
menggunakan rumus : a x p x 50
a =
jumlah sel bakteri yang di dapat
p =
pengenceran
50
= faktor perkalian untuk bilik hitung
LEMBARAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Tanggal :
Nomor Sampel :
DAFTAR TILIK
NO. |
Kegiatan |
Skor |
Nilai |
||||
0 |
1 |
2 |
|||||
Membuat
pengenceran suspensi bakteri |
|||||||
1. |
Mencuci tangan dan
menggunakan sarung tangan |
|
|
|
|
||
2. |
Menyiapkan suspensi bakteri
dan tabung untuk pengenceran |
|
|
|
|
||
3. |
Membuat pengenceran
suspensi bakteri secara aseptik (p) |
|
|
|
|
||
Menghitung
jumlah bakteri dengan mikroskop/hemasitometer |
|||||||
1. |
Menempelkan cover glass
pada bilik hitung sampai tampak pelangi pada pinggiran sebelah kiri dan kanan
cover glass |
|
|
|
|
||
2. |
Memeriksa bilik hitung di
bawah mikroskop sampai kelihatan garis yang membentuk kotak |
|
|
|
|
||
3. |
Memasukkan secara hati-hati
suspensi bakteri yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik hitung |
|
|
|
|
||
4. |
Mengamati bakteri di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x, selanjutnya menggunakan perbesaran 400x |
|
|
|
|
||
5. |
Menghitung jumlah bakteri
pada lapang pandang sebanyak 80 kotak kecil (a) |
|
|
|
|
||
6. |
Menghitung jumlah bakteri
dengan rumus : axpx50 |
|
|
|
|
||
7. |
Membereskan alat dan bahan,
melepas sarung tangan dan mencuci tangan |
|
|
|
|
||
TOTAL NILAI |
|
|
|
|
|||
|
|||||||
Keterangan
Skor : 0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan, tetapi tidak
sempurna 2 : dilakukan dengan
sempurna Petunjuk
Penilaian : 1.
Isilah
kolom Skor dengan memberi tanda
checklist (√) 2.
Isilah
besarnya skor yang diperoleh praktikan (0,1, atau 2) pada kolom Nilai sesuai dengan skor yang diberi
tanda checklist (√) 3.
Jumlahkan
nilai tersebut pada kolom TOTAL NILAI |
|||||||
RUMUS NILAI : |
|||||||
Komentar
Instruktur : |
|||||||
|
Tangerang, …………………………………………….. Instruktur, __________________________________ |
|
|||||
HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM
Metoda: Langsung
secara mikroskopik (hemasitometer) Jumlah sel bakteri yang didapat: Jumlah sel bakteri per ml = |
Kesimpulan: |
Diskusi: |
Nilai Praktikum |
Tangerang, Dosen / Instruktur (__________________________) |
Praktikan (__________________________) |
TABEL
PENILAIAN DAFTAR TILIK
Kelengkapan
Alat dan Bahan : - Bilik hitung - Cover glass - Mikroskop - Tabung reaksi kecil - Pipet ukur 1 ml dan 5 ml - Rak tabung - Suspensi bakteri |
||
Membuat
pengenceran suspensi bakteri |
||
1. |
Mencuci
tangan dan menggunakan sarung tangan |
|
Skor 0 : Tidak mencuci
tangan dan menggunakan sarung tangan |
||
Skor 1 : Hanya mencuci
tangan atau menggunakan sarung tangan |
||
Skor 2 : Mencuci tangan dan
menggunakan sarung tangan |
||
2. |
Menyiapkan
suspensi bakteri dan tabung untuk pengenceran |
|
Skor 0 : Tidak menyiapkan
suspensi bakteri dan tabung untuk pengenceran |
||
Skor 1 : Hanya menyiapkan
suspensi bakteri atau tabung untuk pengenceran |
||
Skor 2 : Menyiapkan
suspensi bakteri atau tabung untuk pengenceran |
||
3. |
Membuat
pengenceran suspensi bakteri secara aseptik (p) |
|
Skor 0 : Tidak membuat
pengenceran suspensi bakteri tidak secara aseptik |
||
Skor 1 : Membuat
pengenceran suspensi bakteri tetapi tidak secara aseptik |
||
Skor 2 : Membuat
pengenceran suspensi bakteri secara aseptic |
||
Menghitung jumlah
bakteri dengan mikroskop/hemasitometer |
||
1. |
Menempelkan
cover glass pada bilik hitung sampai tampak pelangi pada pinggiran sebelah
kiri dan kanan cover glass |
|
Skor 0 : Tidak menempelkan
cover glass pada bilik hitung sampai tampak pelangi pada pinggiran sebelah
kiri dan kanan cover glass |
||
Skor 1 : Menempelkan cover
glass pada bilik hitung tetapi tidak sampai tampak pelangi pada pinggiran
sebelah kiri dan kanan cover glass |
||
Skor 2 : Menempelkan cover
glass pada bilik hitung sampai tampak pelangi pada pinggiran sebelah kiri dan
kanan cover glass |
||
2. |
Memeriksa
bilik hitung di bawah mikroskop sampai kelihatan garis yang membentuk kotak |
|
Skor 0 : Tidak memeriksa
bilik hitung di bawah mikroskop sampai kelihatan garis yang membentuk kotak |
||
Skor 1 : Memeriksa bilik
hitung di bawah mikroskop tetapi tidak sampai kelihatan garis yang membentuk
kotak |
||
Skor 2 : Memeriksa bilik
hitung di bawah mikroskop sampai kelihatan garis yang membentuk kotak |
||
3. |
Memasukkan
secara hati-hati suspensi bakteri yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik
hitung |
|
Skor 0 : Tidak memasukkan
secara hati-hati suspensi bakteri yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik
hitung |
||
Skor 1 : Memasukkan
suspensi bakteri yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik hitung tetapi
tidak tepat/mengenai bagian mikroskop yang lain |
||
Skor 2 : Memasukkan
suspensi bakteri yang sudah diencerkan ke dalam celah bilik hitung secara
hati-hati dan benar |
||
4. |
Mengamati
bakteri di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x, selanjutnya menggunakan
perbesaran 400x |
|
Skor 0 : Tidak mengamati
bakteri di bawah mikroskop |
||
Skor 1 : Mengamati bakteri
di bawah mikroskop tetapi tidak mengatur perbesaran mikroskop |
||
Skor 2 : Mengamati bakteri
di bawah mikroskop dengan mengatur perbesaran hingga bakteri dapat diamati
dengan jelas (perbesaran 100x, selanjutnya menggunakan perbesaran 400x atau
1000x) |
||
5. |
Menghitung
jumlah bakteri pada lapang pandang sebanyak 80 kotak kecil (a) |
|
Skor 0 : Tidak menghitung
jumlah bakteri pada lapang pandang sebanyak 80 kotak kecil |
||
Skor 1 : Menghitung jumlah
bakteri pada lapang pandang sebanyak < 80 kotak kecil |
||
Skor 2 : Menghitung jumlah
bakteri pada lapang pandang sebanyak 80 kotak kecil secara benar |
||
6. |
Menghitung
jumlah bakteri dengan rumus : axpx50 |
|
Skor 0 : Tidak menghitung
jumlah bakteri dengan rumus : axpx50 |
||
Skor 1 : Menghitung jumlah
bakteri dengan rumus, tetapi hasilnya kurang tepat |
||
Skor 2 : Menghitung jumlah
bakteri dengan rumus : axpx50 secara cermat dan tepat |
||
7. |
Membereskan
alat dan bahan, melepas sarung tangan dan mencuci tangan |
|
Skor 0 : Tidak melakukan 3
kegiatan tersebut |
||
Skor 1 : Melakukan hanya 2
di antara 3 kegiatan tersebut |
||
Skor 2 : Melakukan semua 3
kegiatan tersebut dengan benar |
||
|
Tangerang,
…………………………………………….. Dosen/Instruktur, __________________________________ |
|
B. OD/SPEKTROFOTOMETER
Prinsip Kerja
Gelombang cahaya melewati
suspensi biakan dan banyaknya cahaya yang ditransmisikan diukur. Jumlah cahaya
yang ditransmisikan setelah melewati suspensi biakan berbanding terbalik dengan
jumlah mikroorganisme dan jumlah cahaya yang diabsorpsi. Jumlah cahaya yang
diabsorpsi tergantung pada bentuk dan besar sel.
Bahan Pemeriksaan
Suspensi bakteri
Alat
dan Bahan
Tabung reaksi
Spektrofotometer
Kuvet
Mikropipet
Cara
kerja
1.
Buat
suspensi bakteri dalam larutan pengencer (NaCl fisiologis/Nutrient
broth/Aquades)
2.
Nyalakan
spektrofotometer
3.
Masukkan
larutan pengencer (sebagai blanko) ke dalam kuvet untuk me-nolkan absorbans
4.
Masukkan
larutan standar ke dalam kuvet, ukur dan catat absorbans (S)
5.
Masukkan
suspensi bakteri ke dalam kuvet, ukur dan catat absorbansinya (P)
Perhitungan dengan menggunakan rumus berikut =
P/S x Standar bakteri
LEMBARAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Tanggal :
Nomor Sampel :
DAFTAR TILIK
NO. |
Kegiatan |
Skor |
Nilai |
|||
0 |
1 |
2 |
||||
Membuat pengenceran suspensi bakteri |
||||||
1. |
Mencuci
tangan dan menggunakan sarung tangan |
|
|
|
|
|
2. |
Menyiapkan
suspensi bakteri dan tabung untuk pengenceran |
|
|
|
|
|
3. |
Membuat
pengenceran suspensi bakteri secara aseptik (p) |
|
|
|
|
|
Menghitung jumlah bakteri dengan
spektrofotometer |
||||||
1. |
Menyalakan
spektrofotometer |
|
|
|
|
|
2. |
Memasukkan
larutan pengencer (sebagai blanko) ke dalam kuvet untuk me-nolkan absorbans
(kalibrasi) |
|
|
|
|
|
3. |
Memasukkan
larutan standar ke dalam kuvet, mengukur dan mencatat absorbans (S) |
|
|
|
|
|
4. |
Memasukkan
suspense bakteri ke dalam kuvet, mengukur, dan mencatat absorbansinya (P) |
|
|
|
|
|
5. |
Menghitung
optical density dengan rumus : P/S x Standar bakteri |
|
|
|
|
|
6. |
Membereskan
alat dan bahan, melepas sarung tangan dan mencuci tangan |
|
|
|
|
|
TOTAL NILAI |
|
|
|
|
||
|
||||||
Keterangan Skor : 0
: tidak dilakukan 1
: dilakukan, tetapi tidak sempurna 2
: dilakukan dengan sempurna Petunjuk Penilaian : 1.
Isilah
kolom Skor dengan memberi tanda
checklist (√) 2.
Isilah
besarnya skor yang diperoleh praktikan (0,1, atau 2) pada kolom Nilai sesuai dengan skor yang diberi
tanda checklist (√) 3.
Jumlahkan
nilai tersebut pada kolom TOTAL NILAI |
||||||
RUMUS NILAI : |
||||||
Komentar Instruktur : |
||||||
|
Tangerang, …………………………………………….. Dosen/Instruktur, __________________________________ |
|||||
HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM
Metoda:
Langsung secara spektrofotometri Absorbansi standar = Absorbans suspensi bakteri
= Jumlah bakteri per ml
= |
Kesimpulan: |
Diskusi: |
Nilai Praktikum |
Tangerang, Dosen/Instruktur (__________________________) |
Praktikan (__________________________) |
TABEL
PENILAIAN DAFTAR TILIK
Kelengkapan Alat dan Bahan : - Tabung reaksi - Spektrofotometer - Kuvet - Mikropipet - Suspensi bakteri |
|||
Membuat
pengenceran suspensi bakteri |
|||
1. |
Mencuci tangan dan menggunakan sarung
tangan |
||
Skor
0 : Tidak mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
|||
Skor
1 : Hanya mencuci tangan atau menggunakan sarung tangan |
|||
Skor
2 : Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
|||
2. |
Menyiapkan suspensi bakteri dan tabung
untuk pengenceran |
||
Skor
0 : Tidak menyiapkan suspensi bakteri dan tabung untuk pengenceran |
|||
Skor
1 : Hanya menyiapkan suspensi bakteri atau tabung untuk pengenceran |
|||
Skor
2 : Menyiapkan suspensi bakteri atau tabung untuk pengenceran |
|||
3. |
Membuat pengenceran suspensi bakteri
secara aseptik (p) |
||
Skor
0 : Tidak membuat pengenceran suspensi bakteri tidak secara aseptik |
|||
Skor
1 : Membuat pengenceran suspensi bakteri tetapi tidak secara aseptik |
|||
Skor
2 : Membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptik |
|||
Menghitung
jumlah bakteri dengan spektrofotometer |
|||
1. |
Menyalakan spektrofotometer |
||
Skor
0 : Tidak menyalakan spektrofotometer |
|||
Skor
1 : Menyalakan spektrofotometer tidak sesuai SOP alat tersebut |
|||
Skor
2 : Menyalakan spektrofotometer sesuai SOP |
|||
2. |
Memasukkan larutan pengencer (sebagai
blanko) ke dalam kuvet untuk me-nolkan absorbans (kalibrasi) |
||
Skor
0 : Tidak memasukkan larutan pengencer (sebagai blanko) ke dalam kuvet untuk
me-nolkan absorbans (kalibrasi) |
|||
Skor
1 : Memasukkan larutan pengencer (sebagai blanko) ke dalam kuvet untuk
me-nolkan absorbans (kalibrasi) tetapi tidak mengetahui cara kalibrasi |
|||
Skor
2 : Memasukkan larutan pengencer (sebagai blanko) ke dalam kuvet untuk
me-nolkan absorbans (kalibrasi) secara benar |
|||
3. |
Memasukkan larutan standar ke dalam
kuvet, mengukurukur dan mencatat absorbans (S) |
||
Skor
0 : Tidak memasukkan larutan standar ke dalam kuvet, mengukur dan mencatat
absorbans (S) |
|||
Skor
1 : Memasukkan larutan standar ke dalam kuvet, tetapi tidak tahu cara
mengukur dan mencatat absorbans (S) |
|||
Skor
2 : Memasukkan larutan standar ke dalam kuvet, mengukur dan mencatat
absorbans (S) secara benar |
|||
4. |
Memasukkan
suspensi bakteri ke dalam kuvet, mengukur, dan mencatat absorbansinya (P) |
||
Skor
0 : Tidak memasukkan suspensi bakteri ke dalam kuvet, mengukur, dan mencatat
absorbansinya (P) |
|||
Skor
1 : Memasukkan suspensi bakteri ke dalam kuvet, tetapi tidak tahu cara mengukur, dan mencatat absorbansinya (P) |
|||
Skor
2 : Memasukkan suspensi bakteri ke dalam kuvet, mengukur, dan mencatat
absorbansinya (P) secara benar |
|||
5. |
Menghitung optical density dengan
rumus : P/S x Standar bakteri |
||
Skor
0 : Tidak menghitung optical density dengan rumus : P/S x Standar bakteri |
|||
Skor
1 : Menghitung jumlah bakteri dengan rumus : P/S x Standar bakteri, tetapi
hasilnya kurang tepat |
|||
Skor
2 : Menghitung optical density dengan rumus : P/S x Standar bakteri secara
cermat dan hasilnya tepat |
|||
6. |
Membereskan alat dan bahan, melepas
sarung tangan dan mencuci tangan |
||
Skor
0 : Tidak melakukan 3 kegiatan tersebut |
|||
Skor
1 : Melakukan hanya 2 di antara 3 kegiatan tersebut |
|||
Skor
2 : Melakukan semua 3 kegiatan tersebut dengan benar |
|||
|
Tangerang,
…………………………………………….. Dosen/Instruktur, __________________________________ |
|
|
C. METODE
POUR PLATE
Prinsip
Kerja
Suatu koloni yang tumbuh
diasumsikan berasal dari satu bakteri. Pada cara ini dilakukan pengenceran
dengan menggunakan sejumlah botol pengencer atau tabung reaksi yang diisi
aquades steril. Media agar cair didinginkan samapi suhu sekitar 44 0C
dan baru kemudian dituangkan ke cawan petri. Setelah agar membeku cawan
dieramkan selama 24-48 jam (370C). Lempengan yang dapat digunakan
dalam perhitungan bakteri ialah lempengan yang mengandung 30-300 koloni. Jumlah
bakteri per mililiter ialah jumlah
koloni dikalikan dengan faktor pengencer.
Alat
dan Bahan
Tabung reaksi/botol pengencer
Agar nutrient/plate count agar
Pipet ukur 1 ml, 5 ml
Cawan petri
Inkubator
Bahan Pemeriksaan
Suspensi bakteri
Cara
kerja
1.
Homogenkan
sampel bakteri yang akan dihitung.
2.
Lakukan
pengenceran terhadap sampel. Pengenceran 10-1 diperoleh dengan
memasukkan 1 ml sampel ke dalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-2
diperoleh memasukkan 1 ml sampel dari pengencean 10-1 kedalam 9 ml
aquades steril. Pengenceran 10-3 diperoleh dengan memasukkan 1 ml
sampel dari pengenceran 10-2 kedalam 9 ml aquades steril, begitu
seterusnya.
3.
Inokulasi
sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telah
ditandai.
4.
Tuangkan
media NA/PCA steril yang telah didinginkan hingga suhu 50 0C,
kemudian ratakan dengan cara memutar-mutar cawan di atas meja dan biarkan
membeku.
5.
Masukkan
cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0C selama 24-48
jam.
6.
Amati
koloni yang tumbuh, dan hitunglah jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada
cawan yang memenuhi kriteria 30-300 CFU.
7.
Amati
ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri control (Apabila pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan
koloni = a, maka setiap koloni yang tumbuh antara 30-300 masing-masing
dikurangi jumlah koloni pada kontrol)
8.
Hitunglah
jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus:
Jumlah koloni x 1/ pengenceran CFU
LEMBARAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Tanggal :
Nomor Sampel :
DAFTAR TILIK
NO. |
Kegiatan |
Skor |
Nilai |
||||
0 |
1 |
2 |
|||||
Menyiapkan bahan pemeriksaan |
|||||||
1. |
Mencuci
tangan dan menggunakan sarung tangan |
|
|
|
|
||
2. |
Menyiapkan
suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
|
|
|
|
||
Menghitung jumlah bakteri dengan
metode pour plate |
|||||||
1. |
Menghomogenkan
sampel bakteri yang akan dihitung. |
|
|
|
|
||
2. |
Membuat
pengenceran suspensi bakteri secara aseptik. Pengenceran 10-1
diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel ke dalam 9 ml aquades steril.
Pengenceran 10-2 diperoleh memasukkan 1 ml sampel dari pengencean
10-1 kedalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-3
diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2
kedalam 9 ml aquades steril, begitu seterusnya. |
|
|
|
|
||
3. |
Menginokulasi
sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telah
ditandai. |
|
|
|
|
||
4. |
Menuangkan
media NA/PCA steril yang telah didinginkan hingga suhu 50 0C,
kemudian meratakan dengan cara memutar-mutar cawan di atas meja dan biarkan
membeku. |
|
|
|
|
||
5. |
Memasukkan
cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0C selama
24-48 jam. |
|
|
|
|
||
6. |
Mengamati
koloni yang tumbuh, dan menghitung jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada
cawan yang memenuhi kriteria 30-300 CFU. |
|
|
|
|
||
7. |
Mengamati ada tidaknya
pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol (Apabila
pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni = a, maka setiap koloni
yang tumbuh antara 30-300 masing-masing dikurangi jumlah koloni pada kontrol) |
|
|
|
|
||
8. |
Menghitung jumlah
bakteri/ml sampel dengan rumus: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU |
|
|
|
|
||
9. |
Membereskan
alat dan bahan, melepas sarung tangan dan mencuci tangan |
|
|
|
|
||
TOTAL NILAI |
|
|
|
|
|||
|
|||||||
Keterangan Skor : 0
: tidak dilakukan 1
: dilakukan, tetapi tidak sempurna 2
: dilakukan dengan sempurna Petunjuk Penilaian : 1.
Isilah
kolom Skor dengan memberi tanda
checklist (√) 2.
Isilah
besarnya skor yang diperoleh praktikan (0,1, atau 2) pada kolom Nilai sesuai dengan skor yang diberi
tanda checklist (√) 3.
Jumlahkan
nilai tersebut pada kolom TOTAL NILAI |
|||||||
RUMUS NILAI : |
|||||||
Komentar Instruktur : |
|||||||
|
Tangerang, …………………………………………….. Instruktur, __________________________________ |
|
|||||
HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM
Metoda: Tidak
Langsung (teknik agar tabur) Jumlah koloni
bakteri: Jumlah
bakteri/ml sampel: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU (Apabila pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni =
a, maka setiap koloni yang tumbuh antara 30-300 masing-masing dikurangi
jumlah koloni pada control) |
Kesimpulan: |
Diskusi: |
Nilai Praktikum |
Pembimbing
Praktikum (__________________________) |
Praktikan (__________________________) |
TABEL
PENILAIAN DAFTAR TILIK
Kelengkapan Alat dan Bahan :
|
||||
Menyiapkan
bahan pemeriksaan |
||||
1. |
Mencuci tangan dan menggunakan sarung
tangan |
|||
Skor
0 : Tidak mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
||||
Skor
1 : Hanya mencuci tangan atau menggunakan sarung tangan |
||||
Skor
2 : Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
||||
2. |
Menyiapkan suspensi bakteri dan
alat-alat yang digunakan |
|||
Skor
0 : Tidak menyiapkan suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
||||
Skor
1 : Hanya menyiapkan suspensi bakteri atau alat-alat yang digunakan |
||||
Skor
2 : Menyiapkan suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
||||
Menghitung
jumlah bakteri dengan metode pour plate |
||||
1. |
Menghomogenkan sampel bakteri yang
akan dihitung |
|||
Skor
0 : Tidak menghomogenkan sampel bakteri yang akan dihitung |
||||
Skor
1 : Menghomogenkan sebagian kecil sampel bakteri yang akan dihitung |
||||
Skor
2 : Menghomogenkan sampel bakteri yang akan dihitung dengan tepat |
||||
2. |
Membuat pengenceran suspensi bakteri
secara aseptik. Pengenceran 10-1 diperoleh dengan memasukkan 1 ml
sampel ke dalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-2 diperoleh
memasukkan 1 ml sampel dari pengencean 10-1 kedalam 9 ml aquades
steril. Pengenceran 10-3 diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel
dari pengenceran 10-2 kedalam 9 ml aquades steril, begitu
seterusnya. |
|||
Skor
0 : Tidak membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptik |
||||
Skor
1 : Membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptic tetapi tidak sesuai
dengan cara pengenceran yang benar |
||||
Skor
2 : Membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptic dengan cara
pengenceran yang benar |
||||
3. |
Menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari setiap
pengenceran ke dalam cawan petri yang telah ditandai. |
|||
Skor
0 : Tidak menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam
cawan petri yang telah ditandai. |
||||
Skor
1 : Menginokulasi denga jumlah yang tidak sama dari setiap pengenceran ke dalam
cawan petri yang telah ditandai. |
||||
Skor
2 : Menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri yang telah ditandai. |
||||
4. |
Menuangkan media NA/PCA steril yang
telah didinginkan hingga suhu 50 0C, kemudian meratakan dengan
cara memutar-mutar cawan di atas meja dan biarkan membeku. |
|||
Skor
0 : Tidak menuangkan media NA/PCA steril yang telah didinginkan hingga suhu
50 0C, kemudian meratakan dengan cara memutar-mutar cawan di atas
meja dan biarkan membeku. |
||||
Skor
1 : Menuangkan media NA/PCA steril yang telah didinginkan hingga suhu 50 0C,
namun tidak meratakan dengan cara memutar-mutar cawan dan langsung biarkan
membeku. |
||||
Skor
2 : Menuangkan media NA/PCA steril yang telah didinginkan hingga suhu 50 0C,
kemudian meratakan dengan cara memutar-mutar cawan di atas meja dan biarkan
membeku. |
||||
5. |
Memasukkan cawan petri tersebut ke
dalam inkubator pada suhu 37 0C selama 24-48 jam. |
|||
Skor
0 : Tidak memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0c
selama 24-48 jam. |
||||
Skor
1 : Memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu kurang dari
37 0c selama 24-48 jam |
||||
Skor
2 : Memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0c
selama 24-48 jam |
||||
6. |
Mengamati koloni yang tumbuh, dan
menghitung jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada cawan yang memenuhi
kriteria 30-300 CFU. |
|||
Skor
0 : Tidak mengamati koloni yang
tumbuh dan tidak menghitung jumlah koloni pada cawan petri yang memenuhi
kriteria 30-300 CFU |
||||
Skor
1 : Mengamati koloni yang tumbuh tetapi tidak menghitung jumlah koloni pada
cawan petri yang memenuhi kriteria 30-300 CFU |
||||
Skor
2 : Mengamati koloni yang tumbuh dan menghitung jumlah koloni pada cawan
petri yang memenuhi kriteria 30-300 CFU |
||||
7. |
Mengamati ada tidaknya pertumbuhan
koloni pada cawan petri kontrol (Apabila pada cawan
petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni = a, maka setiap koloni yang tumbuh
antara 30-300 masing-masing dikurangi jumlah koloni pada kontrol) |
|||
Skor
0 : Tidak mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol |
||||
Skor
1 : Mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol tetapi
tidak menghitung jumlahnya |
||||
Skor
2 : Mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol dan
menghitung jumlahnya |
||||
8. |
Menghitung
jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU |
|||
Skor
0 : Tidak menghitung jumlah bakteri/ml sampel |
||||
Skor
1 : Menghitung jumlah bakteri/ml sampel tidak dengan rumus |
||||
Skor
2 : Menghitung jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus yang telah ditentukan |
||||
9. |
Membereskan alat dan bahan, melepas
sarung tangan dan mencuci tangan |
|||
Skor
0 : Tidak melakukan 3 kegiatan tersebut |
||||
Skor
1 : Melakukan hanya 2 di antara 3 kegiatan tersebut |
||||
Skor
2 : Melakukan semua 3 kegiatan tersebut dengan benar |
||||
|
Tangerang,
……………… Dosen/Instruktur, __________________________________ |
|||
D. METODE
SPREAD PLATE
Prinsip
Kerja
Suatu koloni yang tumbuh
diasumsikan berasal dari satu bakteri. Ke dalam media agar yang telah membeku
pada cawan dimasukkan 0,1 ml suspensi yang telah diencerkan. Dilakukan
penyebaran suspensi di permukaan agar dengan ose, kemudian dieramkan selama
24-48 jam (370C). Lempengan yang dapat digunakan dalam perhitungan
bakteri ialah lempengan yang mengandung 30-300 koloni. Jumlah bakteri per
mililiter ialah jumlah koloni dikalikan
dengan factor pengencer.
Bahan Pemeriksaan
Suspensi bakteri
Alat
dan Bahan
Tabung reaksi/botol pengencer
Agar nutrient/Plate Count Agar
Pipet ukur 1 ml, 10 ml
Cawan petri
Inkubator
Cara
kerja
1.
Homogenkan
sampel bakteri yang akan dihitung.
2.
Lakukan
pengenceran terhadap sampel. Pengenceran 10-1 diperoleh dengan
memasukkan 1 ml sampel ke dalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-2
diperoleh memasukkan 1 ml sampel dari pengencean 10-1 kedalam 9 ml
aquades steril. Pengenceran 10-3 diperoleh dengan memasukkan 1 ml
sampel dari pengenceran 10-2 kedalam 9 ml aquades steril, begitu
seterusnya.
3.
Cairkan
NA/PCA steril dan dinginkan sehingga suhu 50 0C, kemudian tuangkan
agar ke dalam cawan petri dan biarkan membeku. Tandai cawan petri dengan nama
dan tingkat pengenceran
4.
Inokulasi
sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telah
ditandai..
5.
Gunakan
ose untuk menyebarkan dan meratakan suspensi di atas permukaan cawan petri
secara aseptis.
6.
Masukkan
cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0C selama 24-48
jam.
7.
Amati
koloni yang tumbuh, dan hitunglah jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada
cawan yang memenuhi kriteria 30-300 CFU.
8.
Amati
ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri control (Apabila pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan
koloni = a, maka setiap koloni yang tumbuh antara 30-300 masing-masing
dikurangi jumlah koloni pada kontrol)
9.
Hitunglah
jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus:
Jumlah koloni x 1/ pengenceran CFU
LEMBARAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Tanggal :
Nomor Sampel :
DAFTAR TILIK
NO. |
Kegiatan |
Skor |
Nilai |
|||
0 |
1 |
2 |
||||
I.
Menyiapkan bahan
pemeriksaan |
||||||
1. |
Mencuci
tangan dan menggunakan sarung tangan |
|
|
|
|
|
2. |
Menyiapkan
suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
|
|
|
|
|
II.
Menghitung jumlah bakteri dengan metode pour
plate |
||||||
1. |
Menghomogenkan
sampel bakteri yang akan dihitung. |
|
|
|
|
|
2. |
Membuat
pengenceran suspensi bakteri secara aseptik. Pengenceran 10-1
diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel ke dalam 9 ml aquades steril.
Pengenceran 10-2 diperoleh memasukkan 1 ml sampel dari pengencean
10-1 kedalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-3
diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2
kedalam 9 ml aquades steril, begitu seterusnya. |
|
|
|
|
|
3. |
Mencairkan
NA/PCA steril dan dinginkan sehingga suhu 50 0C, kemudian tuangkan
agar ke dalam cawan petri dan biarkan membeku. Tandai cawan petri dengan nama
dan tingkat pengenceran |
|
|
|
|
|
4. |
Menginokulasi
sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telah
ditandai. |
|
|
|
|
|
5. |
Gunakan ose untuk menyebarkan
dan meratakan suspensi di atas permukaan cawan petri secara aseptis. |
|
|
|
|
|
6. |
Memasukkan
cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0C selama
24-48 jam. |
|
|
|
|
|
7. |
Mengamati
koloni yang tumbuh, dan menghitung jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada
cawan yang memenuhi kriteria 30-300 CFU. |
|
|
|
|
|
8. |
Mengamati ada tidaknya
pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol (Apabila
pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni = a, maka setiap koloni
yang tumbuh antara 30-300 masing-masing dikurangi jumlah koloni pada kontrol) |
|
|
|
|
|
9. |
Menghitung jumlah
bakteri/ml sampel dengan rumus: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU |
|
|
|
|
|
10. |
Membereskan
alat dan bahan, melepas sarung tangan dan mencuci tangan |
|
|
|
|
|
TOTAL NILAI |
|
|
|
|
||
|
||||||
Keterangan Skor : 0
: tidak dilakukan 1
: dilakukan, tetapi tidak sempurna 2
: dilakukan dengan sempurna Petunjuk Penilaian : 1.
Isilah
kolom Skor dengan memberi tanda
checklist (√) 2.
Isilah
besarnya skor yang diperoleh praktikan (0,1, atau 2) pada kolom Nilai sesuai dengan skor yang diberi
tanda checklist (√) 3.
Jumlahkan
nilai tersebut pada kolom TOTAL NILAI |
||||||
RUMUS NILAI : |
||||||
Komentar Instruktur : |
||||||
|
Tangerang,
…………………………………………….. Dosen/Instruktur, __________________________________ |
|||||
HASIL
PEMERIKSAAN PRAKTIKUM
Metoda: Tidak
Langsung (teknik agar sebar) Jumlah koloni bakteri: Jumlah
bakteri/ml sampel: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU (Apabila pada cawan petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni =
a, maka setiap koloni yang tumbuh antara 30-300 masing-masing dikurangi
jumlah koloni pada control) |
Kesimpulan: |
Diskusi: |
Nilai Praktikum |
Pembimbing
Praktikum (__________________________) |
Praktikan (__________________________) |
TABEL
PENILAIAN DAFTAR TILIK
Kelengkapan Alat dan Bahan : - Tabung reaksi/botol
pengencer - Agar nutrient/Plate Count
Agar - Pipet ukur 1 ml, 10 ml - Cawan petri - Inkubator - Suspensi bakteri |
||
Membuat
pengenceran suspensi bakteri |
||
1. |
Mencuci tangan dan menggunakan sarung
tangan |
|
Skor
0 : Tidak mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
||
Skor
1 : Hanya mencuci tangan atau menggunakan sarung tangan |
||
Skor
2 : Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan |
||
2. |
Menyiapkan
suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
|
Skor
0 : Tidak menyiapkan suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
||
Skor
1 : Hanya menyiapkan suspensi bakteri atau alat-alat yang digunakan |
||
Skor
2 : Menyiapkan suspensi bakteri dan alat-alat yang digunakan |
||
Menghitung
jumlah bakteri dengan metode pour plate |
||
1. |
Menghomogenkan sampel bakteri yang
akan dihitung |
|
Skor
0 : Tidak menghomogenkan sampel bakteri yang akan dihitung |
||
Skor
1 : Menghomogenkan sebagian kecil sampel bakteri yang akan dihitung |
||
Skor
2 : Menghomogenkan sampel bakteri yang akan dihitung dengan tepat |
||
2. |
Membuat pengenceran suspensi bakteri
secara aseptik. Pengenceran 10-1 diperoleh dengan memasukkan 1 ml
sampel ke dalam 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-2 diperoleh
memasukkan 1 ml sampel dari pengencean 10-1 kedalam 9 ml aquades
steril. Pengenceran 10-3 diperoleh dengan memasukkan 1 ml sampel
dari pengenceran 10-2 kedalam 9 ml aquades steril, begitu
seterusnya. |
|
Skor
0 : Tidak membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptik |
||
Skor
1 : Membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptic tetapi tidak sesuai
dengan cara pengenceran yang benar |
||
Skor
2 : Membuat pengenceran suspensi bakteri secara aseptic dengan cara
pengenceran yang benar |
||
3. |
Mencairkan NA/PCA steril dan
mendinginkan sehingga suhu 50 0C, kemudian menuangkan agar ke
dalam cawan petri dan membiarkan membeku kemudian menandai cawan petri dengan
nama dan tingkat pengenceran. |
|
Skor
0 : Tidak mencairkan NA/PCA steril dan mendinginkan sehingga suhu 50 0C,
kemudian menuangkan agar ke dalam cawan petri dan membiarkan membeku kemudian
menandai cawan petri dengan nama dan tingkat pengenceran. |
||
Skor
1 : Mencairkan NA/PCA steril dan mendinginkan sehingga suhu 50 0C,
kemudian menuangkan agar ke dalam cawan petri dan membiarkan membeku tetapi
tidak menandai cawan petri dengan nama dan tingkat pengenceran. |
||
Skor
2 : mencairkan NA/PCA steril dan mendinginkan sehingga suhu 50 0C,
kemudian menuangkan agar ke dalam cawan petri dan membiarkan membeku kemudian
menandai cawan petri dengan nama dan tingkat pengenceran. |
||
4. |
Menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari
setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telah ditandai. |
|
Skor
0 : Tidak menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam
cawan petri yang telah ditandai. |
||
Skor
1 : Menginokulasi denga jumlah yang tidak sama dari setiap pengenceran ke
dalam cawan petri yang telah ditandai. |
||
Skor
2 : Menginokulasi sebanyak 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri yang telah ditandai. |
||
5. |
Menggunakan
ose untuk menyebarkan dan meratakan suspensi di atas permukaan cawan petri
secara aseptis. |
|
Skor
0: Tidak menggunakan ose untuk menyebarkan dan meratakan suspensi di atas
permukaan cawan petri secara aseptis. |
||
Skor
1: Menggunakan ose untuk menyebarkan tetapi tidak meratakan suspensi di atas
permukaan cawan petri secara aseptis. |
||
Skor
2: Menggunakan ose untuk menyebarkan dan meratakan suspensi di atas permukaan
cawan petri secara aseptis. |
||
6. |
Memasukkan cawan petri tersebut ke
dalam inkubator pada suhu 37 0C selama 24-48 jam. |
|
Skor
0 : Tidak memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0c
selama 24-48 jam. |
||
Skor
1 : Memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu kurang dari
37 0c selama 24-48 jam |
||
Skor
2 : Memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 0c
selama 24-48 jam |
||
7. |
Mengamati koloni yang tumbuh, dan
menghitung jumlahnya. Perhitungan koloni hanya pada cawan yang memenuhi
kriteria 30-300 CFU. |
|
Skor
0 : Tidak mengamati koloni yang
tumbuh dan tidak menghitung jumlah koloni pada cawan petri yang memenuhi
kriteria 30-300 CFU |
||
Skor
1 : Mengamati koloni yang tumbuh tetapi tidak menghitung jumlah koloni pada
cawan petri yang memenuhi kriteria 30-300 CFU |
||
Skor
2 : Mengamati koloni yang tumbuh dan menghitung jumlah koloni pada cawan
petri yang memenuhi kriteria 30-300 CFU |
||
8. |
Mengamati ada tidaknya pertumbuhan
koloni pada cawan petri kontrol (Apabila pada cawan
petri kontrol terdapat pertumbuhan koloni = a, maka setiap koloni yang tumbuh
antara 30-300 masing-masing dikurangi jumlah koloni pada kontrol) |
|
Skor
0 : Tidak mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol |
||
Skor
1 : Mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol tetapi
tidak menghitung jumlahnya |
||
Skor
2 : Mengamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada cawan petri kontrol dan
menghitung jumlahnya |
||
9. |
Menghitung
jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus: Jumlah
koloni x 1/ pengenceran CFU |
|
Skor
0 : Tidak menghitung jumlah bakteri/ml sampel |
||
Skor
1 : Menghitung jumlah bakteri/ml sampel tidak dengan rumus |
||
Skor
2 : Menghitung jumlah bakteri/ml sampel dengan rumus yang telah ditentukan |
||
10. |
Membereskan alat dan bahan, melepas
sarung tangan dan mencuci tangan |
|
Skor
0 : Tidak melakukan 3 kegiatan tersebut |
||
Skor
1 : Melakukan hanya 2 di antara 3 kegiatan tersebut |
||
Skor
2 : Melakukan semua 3 kegiatan tersebut dengan benar |
||
|
Tangerang,
…………………………………………….. Dosen dan Instruktur, __________________________________ |
|