DIAGNOSIS LABORATORIUM AMEBIASIS UPDATE (PROTOZOOLOGI)
DIAGNOSIS
1. Amebiasis kolon akut
Diagnosis klinik amebiasis ini ditetapkan bila terdapat sindroma disentri yang disertai sakit perut (mulas-mulas). biasanya gejala diare berlangsung tidak lebih 10 kali sehari. gejala diare ini dapat dibedakan dengan diare basiler (oleh bakteri) pada diare basiler terdapat sindroma disentri dengan diare yang lebih sering disertai demam dan terjadi lekositosis. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan bentuk histolitika (E. histolytica) dalam tinja.
2. Amebiasis kolon menahun
Pada amebiasis ini terjadi gejala diare ringan dan diselingi obstipasi. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan bentuk histolitika (E. histolytica) dalam tinja. Bila tidak ditemukan amoeba dapat dilakukan tes serologi untuk menunjang diagnosis.
3. Amebiasis hati
Secara klinik amebiasis hati dapat dibuat apabila ditemukan gejala-gejala berat badan penderita menurun, badan lemah dan mengalami demam (febris), tidak nafsu makan dan selanjutnya terjadi pembesaran hati (hepatomegali). pada pemeriksaan radiologik terjadi penampakan peninggian diafragma. Berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium terjadi lekositosis. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan bentuk histolitika dalam biopsi dinding abses atau dari aspirasi nanah (abses). bila amoeba tidak ditemukan, dapat dilakukan pemeriksaan serologik, yaitu tes hemaglutinasi tidak langsung atau dengan tes imunodifusi.
Kesimpulan :
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan bentuk vegetatif dan kista dalam spesimen tinja / feses