Apa itu Plasmodium knowlesi ?
Plasmodium knowlesi (P. knowlesi) adalah spesies kelima penyebab malaria pada manusia yang sebelumnya malaria ini diduga hanya menginfeksi kera. Ditularkan oleh vektor kelompok nyamuk Anopheles leucosphyrus.
Sejarah singkat dan situasi terbaru dari Plasmodium knowlesi
Tahun 1931
P.knowlesi pertama kali diisolasi dari kera yang di import ke India dari Singapura
Tahun 1932
P.knowlesi terbukti mampu menginfeksi manusia pada lingkungan eksperimen
Tahun 1965
Kasus pertama P.knowlesi pada manusia yang didapat secara alami di Peninsular Malaysia
Tahun 1971
Kasus kedua pada manusia yang dilaporkan di Peninsular Malaysia
Tahun 2004
Fokus besar kasus pada manusia yang telah terkonfirmasi dengan metode molekuler di Serawak
Tahun 2010
Kasus pertama pada manusia di Kalimantan Selatan, Indonesia
Sekarang
Kasus P. knowlesi terkonfirmasi pada manusia di Asia Tenggara, terutama di Malaysia
Kasus Terpublikasi
Daur Hidup / Siklus Hidup
Vektor Plasmodium knowlesi
Vektor dari P. knowlesi adalah kelompok dari nyamuk An. Leucosphyrus
Habitat di hutan belantara dan pinggiran hutan
Biasanya menggigit pada malam hari
Di Serawak nyamuk An. latens ditemukan sebagain vektor utama P. knowlesi
An. cracens dianggap sebagai vektor malaria knowlesi utama di Peninsular Malaysia
An. dirus merupakan vektor utama di Vietnam
Area Penyebaran / Epidemiologi Plasmodium Knowlesi
Diagnosis / Pemeriksaan Laboratoroium Plasmodium knowlesi
Pemeriksaan P. knowlesi dengan mikrosopik saja tidak dapat dijadikan metode diagnostik
Diperlukan pemeriksaan molekuler sebagai pemeriksaan konfirmasi.
Nested PCR dapat meningkatkan sensitifitas diagnosis pada pasien dengan kadar
parasitemia yg rendah
Real-time PCR, mampu mendeteksi kadar parasite 5-100 kopi template/microtiter
LAMP memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang sama dengan PCR konvensional
RDT pan-Plasmodium hanya dapat digunakan untuk screening tetapi tidak untuk mengkonfirmasi P. knowlesi
RDT P. knowlesi - specifik menunjukkan sensitifitas yang rendah dan masih dalam proses pengembangan
MORFOLOGI P. knowlesi DENGAN PENGECATAN GIEMSA
PERBEDAAN MORFOLOGI INFEKSI P. malariae & P. knowlesi
Gejala dan Tanda Klinis
Manifestasi klinis malaria knowlesi Sebagian bersifat ringan, 10% berat dan hanya 1-2% fatal.
P. knowlesi memiliki siklus eritrosit yang berlangsung sangat singakat yaitu setiap 24 jam, sehingga:
Demam berlangsung setiap hari (quotidian fever) berpotensi menjadi infeksi berat
Gejala penyakit malaria akibat infeksi P. knowlesi tidak khas: demam dan menggigil
Pada sebagian pasien juga disertai nyeri perut, sesak napas dan batuk berdahak
Gejala lain yang juga banyak terjadi adalah takipnea dan takikardi
Pengobatan
P. knowlesi memiliki siklus eritrosit yang pendek sehihngga kadar parasitemia dapat meningkat dengan cepat.
Oleh karena itu, pemberian antimalaria secara cepat merupakan tindakan yang paling tepat.
P. knowlesi sangat sensitive terhadap arteminisin, dan berdasarkan studi dari ACT-KNOW memiliki respon yang baik terhadap klorokuin dan primakuin.
Perkiraan Resiko Infeksi
Pemeriksaan P. knowlesi dengan mikrosopis saja tidak dapat dijadikan metode diagnostik
Dibutuhkan pengetahuan lebih mendalam mengenai distribusi P. knowlesi
Diperlukan upaya untuk meningkatkan pengawasan parasit, vektor, dan inang.
Kesimpulan dan Pembahasan
Infeksi malaria P. knowlesi dapat terjadi apabila; terdapat kera yang terinfeksi, manusia yang berisiko dan vektor nyamuk Anopheles
Aspek patofisiologi malaria P. knowlesi belum begitu jelas
Belum ada penelitan sekala besar mengenai angka pasti kejadian malaria P. knowlesi di Asia Tenggara
Belum adanya metode pengendalian dan pencegahan infeksi malaria P. knowlesi yang paling efektif
Di Indonesia, spesies dari host alami dan vektor dari P.knowlesi belum diketahui pasti
Sensitifitas dan kecocokan untuk RDT P. knowlesi masih dalam pengembangan
Referensi / Rujukan
Coutrier, F.N., Tirta, Y.K., Cotter, C., Zarlinda, I., Gonzalez, I.J., Schwartz, A., et al., 2018.
Laboratory challenges of Plasmodium species identification in Aceh Province, Indonesia, a malaria elimination setting with newly discovered P. knowlesi. PLoS Negl. Trop. Dis., 12 (11), 1–11.
Cox-Singh, J., Hiu, J., Lucas, S., Divis, P., Zulkarnaen, M., and Chandran, P., 2010.
Severe malaria - a case of fatal Plasmodium knowlesi infection with post-mortem findings: a case report. Malar J, 9 (10), 1–7.
Elyazar, I.R.F., Sinka, M.E., Gething, P.W., Tarmidzi, S.N., Surya, A., Kusriastuti, R., et al., 2013.
The distribution and bionomics of Anopheles malaria vector mosquitoes in Indonesia. 1st ed. Advances in Parasitology. Elsevier Ltd.
Figtree, M., Lee, R., Bain, L., Kennedy, T., Mackertich, S., Urban, M., et al., 2010.
Plasmodium knowlesi in human, Indonesian Borneo. Emerg. Infect. Dis., 16 (4), 672–674.
Herdiana, H., Cotter, C., Coutrier, F.N., Zarlinda, I., Zelman, B.W., Tirta, Y.K., et al., 2016.
Malaria risk factor assessment using active and passive surveillance data from Aceh Besar, Indonesia, a low endemic, malaria elimination setting with Plasmodium knowlesi, Plasmodium vivax, and Plasmodium falciparum. Malar. J., 15 (1), 1–15.